Filled Under:

Kusuf (Gerhana Matahari)

ilmu

Gerhana Matahari total (Kusuf) 🌑🌕🌏
============================
Gerhana matahari total adalah fenomena ketika matahari, bulan dam bumi berada pada satu garis lurus, dan bayangan pada bulan menutupi bumi. Hal ini menyebabkan lingkaran matahari tertutup sebagian bahkan seluruhnya oleh bulan.  Fenomena ini menjadi viral di masyarakat luas dikarenakan tidak setiap tahun hal ini terjadi. Jangka waktunya pun relatif pendek, yaitu tidak lebih dari 10 menit (berbeda di tiap wilayah).

Banyak mitos yang menceritakan tentang kejadian langka ini. Misalnya saja, ada mitos jawa yang menyebutkan bahwa raksasa kejam bernama Batara Kala membalas dendam dengan cara menelan matahari karena dendam kepada Dewa Matahari. Kemudian, masyarakat jawa percaya bahwa ibu-ibu hamil sebaiknya tetap berada di dalam rumah. Beberapa kebudayaan di dunia mempercayai gerhana matahari terjadi ketika setan atau hewan mengonsumsi matahari.

Orang-orang Viking menganggap sepasang serigala langit melahap gerhana matahari.

Sementara itu di Vietnam, pada masa lalu orang-orang menganggap kodok memakan matahari pada saat gerhana matahari terjadi.

Bagaimana dengan Islam sendiri?
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا

”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat gerhana tersebut, maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari no. 1044)

Dapat dikutip dari hadits diatas menyebutkan bahwa gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Mengapa Rasulullah saw. hingga mengatakan hal demikian? Karena pada saat anak beliau meninggal dunia, sedang terjadi gerhana matahari.
Dari Al Mughiroh bin Syu’bah, beliau berkata,

كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَوْمَ مَاتَ إِبْرَاهِيمُ ، فَقَالَ النَّاسُ كَسَفَتِ الشَّمْسُ لِمَوْتِ إِبْرَاهِيمَ . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ فَصَلُّوا وَادْعُوا اللَّهَ »

”Di masa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari ketika hari kematian Ibrahim. Kemudian orang-orang mengatakan bahwa munculnya gerhana ini karena kematian Ibrahim. Lantas Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya gerhana matahari dan bulan tidak terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka shalat dan berdo’alah.’” (HR. Bukhari no. 1043)


Lalu apa yang harus dilakukan ketika terjadi gerhana matahari? Selain kita bisa "menikmati" kebesaran Allah swt., kita juga di-sunnah-kan untuk melakukan shalat gerhana. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. :

فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَافْزَعُوا إِلَى الصَّلاَةِ

”Jika kalian melihat kedua gerhana yaitu gerhana matahari dan bulan, bersegeralah menunaikan shalat.” (HR. Bukhari no. 1047)

ROHIS SMAN 12 Jakarta

Admin

“Sesungguhnya kaum mukminin itu adalah bersaudara.” (Q.S. Al-Hujurat: 10)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © ROHIS SMAN 12 JAKARTA 2016
Distributed By My Blogger Themes | Designed By Templateism